06 Mei 2012

Belajar Mengenal Diri Sendiri

Ketahuilah bahwa orang yg dapat menemukan "jati diri" akan dapat membawa dan menempatkan diri secara proposional dan sesuai dgn fitrahnya, perjalanan hidupnnya terasa ringan tanpa beban, dadanya lapang, dan pikiranya cemerlang, karena mereka dapat tampil apa adanya, asli pribadi sendiri. Mereka bukan plagiat atas jati diri orang lain dan bukan pula mengcopy pribadi orang lain. Mereka tumbuh dan berkembang secara organik dan alami yg ada pada dirinya. Keadaan seperti itu pada saatnya akan menjelma menjadi kekuatan yg sangat dahsyat. Ibarat pohon besar yg akarnya menghujam kuat kebumi dan cabangnya menjulang ke angkasa. Daunnya rindang dan pada saatnya akan menghasilkan buah yg sangat menakjubkan.

Adapun buah dari kepandaian menemukan jati diri, di antaranya :
  1. Mengalahkan harimau (ke-aku-an) yg berada dalam dirinya. Dgn demikian, berarti telah menjadi manusia.
  2. Menemukan atau mengetahui ukuran (kadar) diri sendiri. Kemudian mempunyai kepandaian membawa dan menempatkan dirinya sesuai dgn kapasitasnya.
  3. Mengidupkan jiwa untuk memacu kerja keras penuh kreasi dan berani berkompetisi dgn siapa pun dalam rangka mengembangkan hidup, membela kehormatan, dan mempertahankan martabat.
  4. Membuka selubung tabir pembatas kebahagian kehidupan, yaitu dari sikap hati yg tidak puas, menjadi sikap selalu ikhlas, sabar, dan penuh kerelaan.
  5. Mendorong untuk mengerahkan seluruh daya kekuatan dalam ketaatan kepada Alloh.
  6. Memperlembut hati untuk menangis ketika menyesali perbuatan dosa, bermunajat untuk meneguhkan qolbu, dan ber-isti'anah kepada Alloh untuk mendapatkan bimbingan dan konseling dalam menapaki altar kehidupan yg penuh liku-liku.
  7. Mempunyai kearifan dalam memposisikan dirinya.
Sebagaimana Rosululloh. saw memberikan sarana pelatihan untuk meneguhkan hidup yang tertuang dalam nasehatnya yg ditujukan kepada Abu Zar. ra.
"Dari Abu Zar. ra. ia berkata, ‘Kekasih ku (Rosululloh. saw.) Berwasiat kepada ku dgn tujuh hal, Agar aku mencintai orang miskin dan dekat dgn mereka. Beliau memerintakan agar aku melihat (dalam urusan dunia) orang-orang yg di bawahku dan tidak melihat orang-orang yg berada di atasku. Beliau .saw. memerintakan agar aku banyak mengucap kalimat : La haula wala kuwwata illa billah. Aku diperintakan untuk mengatakan kebenaran meskipun pahit. Beliau SAW. Berwasiat agar aku tidak takut celaan (caci-maki) orang-orang yg mencela dalam berdakwah kepada Alloh. Beliau SAW. Melarang aku meminta-minta sesuatu kepada manusia." (H.R. Ahmad).
Lima wasiat Nabi SAW. Untuk menjadi Insanul Kamil (manusia yg sempurna): 
"Abu Zar. ra. menceritakan bahwasanya Nabi SAW. bersabda, ‘ Siapa yg mau menerima dariku lima buah kalimat, lalu ia mengamalkanya atau mengajarkan nya kepada orang yg akan mengamalkan nya.?’ aku menjawab, ‘ Saya, wahai Rosululloh,’ Lalu, Nabi SAW. memegang tanganku dan menghitung sampai lima seraya bersabda, ‘ Jauhkanlah dirimu dari hal-hal yg di haramkan, maka kamu menjadi manusia yg paling beribadah. Puaslah dgn apa yg telah dibagikan Alloh untukmu, niscaya kanu menjadi manusia yg paling kaya. Berbuat baiklah kepada tetanggamu, niscaya engkau memjadi orang mukmin sejati. Cintailah orang-orang sebagaimana engkau mencintai dirimu sendiri, niscaya engkau menjadi orang muslim tulen. Janganlah enkau memperbanyak tertawa tanpa guna, karena sesungguhnya banyak tertawa tanpa guna itu menyebabkan matinya hati."(H.R. At-Tarmizi dan Ahmad.).
Mari kita belajar mengenal diri kita sendiri, belajar memperbaiki diri kita sendiri, karena dgn mengenal diri kita berarti mengenal Rahasia Alloh...

Semoga bermanfaat.