Banyak orang yang seringkali salah mengartikan tentang Kaya, nyaris 70% orang menilai seseorang kaya atau tidak berdasarkan dari kehidupan glamour yang dipamerkan, punya mobil dan rumah mewah, dan segudang fasilitas mewah lainnya.
Pada umumnya Ada 3 Jenis Orang Kaya:
1. Kaya Harta
Kaya harta adalah orang yang dinilai kaya berdasarkan banyaknya harta yang dia miliki.
2. Kaya Hati
Kaya hati biasanya identik dengan nilai spiritualitas yang ada dalam diri seseorang. Kaya hati sering dikaitkan dengan orang yang sabar, suka menolong meskipun mungkin hidupnya pas-pasan. Pokoknya orang yang kaya hati itu penuh cinta alias mencintai semua orang.
3. Kaya Ilmu
Tentu saja ini ditujukan untuk orang-orang berilmu yang suka membagikan ilmunya kepada orang lain dan menyumbangkan pemikirannya untuk membuat perubahan yang lebih baik.
Pada hakikatnya kekayaan bukanlah melulu tentang uang dan kemewahan tapi juga diukur dari berbagai hal diantaranya sbb:
- Kebaikan yang Dilakukan
Pernahkah kamu berpikir bahwa kebaikan seseorang mungkin pernah menolong dan menyelamatkanmu? Dia mungkin tidak bisa memberimu segerobak uang, tapi dia bisa membantumu mengatasi kesulitan. Tidakkah menurutmu dia adalah orang yang kaya?
- Dia Bermanfaat Untuk Orang Lain
Orang yg kaya adalah ketika keberadaannya bermanfaat untuk orang-orang disekitarnya walau ia hanya orang biasa saja. Dia akan langsung mengulurkan tangan jika orang lain terkena musibah. Dia membantu orang-orang disekitarnya baik dengan harta, pemikiran, maupun tenaganya.
- Kepedulian
Kalau cuma ngomongin orang kaya yang suka hura-hura mah banyak, tapi orang kaya yang peduli terhadap orang lain? Ada, tapi sedikit sekali. Padahal harta kekayaan itu lebih bermanfaat jika dibagikan kepada orang yang lebih membutuhkan dibandingkan untuk hura-hura dan hidup glamour yang hanya sesaat.
- Martabat dan Harga Diri
Banyak orang yang kaya mendadak hasil dari menjual dirinya. Menjadi kaya memang bagus tapi bukankah menjadi orang kaya yang bermartabat dan punya harga diri? Well, orang memang lebih suka memikirkan bagaimana caranya menjadi kaya agar bisa hidup mewah daripada memikirkan bagaimana caranya menjadi orang bermartabat.
Kesimpulannya adalah kekayaan taklah selalu diukur dari kemewahan, tapi masih ada beberapa parameter lainnya untuk mengukur kekayaan, apakah ia sudah banyak melakukan kebaikan, apakah keberadaannya bermanfaat untuk orang disekitrnya, apakah ia peduli terhadap sesama, dan apakah ia sudah menjaga martabat dan harga dirinya.
Dengan demikian, tidak selalu harta benda yang banyak itu mendatangkan kebahagian, kebaikan dan kesenangan bagi pemiliknya. Kekayaan yang sebenarnya adalah sesuatu yang manusia rasakan dalam hatinya. Hatilah yang menentukan seorang manusia menjadi senang atau sengsara, kaya atau miskin dan bahagia atau sedih. Pangkalnya ada dalam hati.
Semoga Tuhan mengaruniakan kepada kita semua hati yang kaya, hati yang selalu bergantung dan bersandar kepada-Nya.