Kontroversi yang di lakukan Syekh siti jenar adalah suatu cermin untuk kita bagaimana menempatkan sesuatu itu harus pada tempatnya, kisah salah satu orang yang mempunyai derajat lebih di banding manusia biasa ini menjadi kontroversi lantaran dirinya mengaku tuhan. Pada awalnya syekh siti jenar adalah seorang wali yang menyebarkan agama islam di sekitar jawa, setelah kedatangan syekh syarif hidayatullah atau sunan gunung jati ke cirebon yang memang memiliki drajat lebih di banding para wali lain karena syeh syarif hidayatullah telah di tunjuk langsung oleh nabi Muhammad SAW, Menjadi raja para wali sedunia (quthbul muthlak). Oleh karena syekh siti jenar dan juga beberapa para wali ngalap ilmu ke cirebon diantaranya sunan kalijaga, sultan hasanudin banten, pangeran panjungan, pangeran kejaksaan, syekh magelung sakti, dan lain lain.
Setelah 4 tahun di cirebon, syekh syarif hidayatullah sudah merasa cukup memberikan ilmunya kepada murid
Setelah 4 tahun di cirebon, syekh syarif hidayatullah sudah merasa cukup memberikan ilmunya kepada murid
muridnya, setelah para wali kembali ke tempat masing masing banyak para wali yang bertingkah aneh diantaranya: sunan kalijaga yang setiap harinya selalu menaiki kuda lumping ( kuda kudaan yang terbuat dari anyaman bambu ), sedangkan sultan hasanudin lebih sering memberi nasehat kepada hewan atau binatang yang di jumpainya, lain halnya dengan syekh magelung sakti ia lebih sering bermain bersama anak anak kecil setiap harinya, maupun kakak beradik pangeran panjungan dan kejaksaan yang gemar menyanyikan lagu tentang kebesaran Allah SWT dengan memukul rebana, tingkah pola aneh ini juga di ikuti oleh syekh siti jenar yang selalu menunjukan ilmu khoerik ( kanuragan ) di depan orang banyak. Di saat para wali lain sadar akan tingkah pola mereka yang bisa menyesatkan umat islam yang baru belajar mengenal islam, syekh siti jenar malah terbuai dengan kecintaannya terhadap Allah SWT, Sehingga dia melupakan kehidupan lahiriahnya, sebagai seorang wali yang menapaki drajat fana' maka segala ucapannya akan menjadi nyata, dan ini di manfaatkan benar oleh orang orang yang culas untuk meminta ilmu (kesaktian) tanpa harus belajar dari dasar, murid murid dari syekh siti jenar juga membuat sebuah perkumpulan untuk melawan para wali, hal ini juga yang membuat syekh siti jenar di panggil berulang ulang oleh para wali untuk merubah sifatnya yang dengan mudah memberikan ilmu kepada orang tanpa memperdulikan maksud dan tujuannya. Dalam pandangan syekh siti jenar sendiri tentang orang orang yang memanfaatkan dirinya, beliau menegaskan dalam sidang terhormat para waliyullah." bagaimana aku bisa marah maupun menolak apa yang diinginankan mereka yang memanfaatkan ku, karena mereka sewua adalah mahluk Allah, yang mana setiap apa yang di kehendaki oleh mereka terhadap diriku semua adalah ketentuaNya juga, diriku hanyalah pelantara belaka dan segala yang mengabulkan tak lain dan tak bukan hanya dialah Allah semata, karena sesungguhnya adanya diriku adanya dia dan tidak adanya diriku tidak adanya dia, Allah adalah diriku, diriku adalah Allah, dimana diriku memberi ketentuan disitu pula Allah akan mengabulkanya, jadi jangan salah paham tentang ilmu Allah sesungguhnya, karena pada kesempatan nanti semua akan kembali ke padaNya. Dari penjelasan tersebut para wali sebenarnya paham benar makna yang terkandung dari seorang yang sedang jatuh cinta terhadap tuhannya. Hanya saja pada waktu itu tingkat ke tauhidan umat islam di tanah jawa hanya baru bersifat syariat belum setingkat hakikat apalagi ma'rifat, sedangkan syekh siti jenar mengajarkan ilmu ma'rifat kepada orang yang seharusnya baru belajar syariat islam. Setelah melalui proses perundingan, para wali memohon kepada Allah agar di berikan jalan yang terbaik, dan akhirnya para wali pun mendapatkan hawatief dari Allah SWT yaitu: tiada jalan yang terbaik ketika seseorang yang darahnya telah menyatu kepada tuhannya, kecuali dia harus cepat cepat di pertemukan dengan kekasihnya. Dari hasil hawatief para waliyullah maka syekh siti jenar pun di putuskan untuk di pertemukan dengan Allah SWT dengan cara di pancung, dan bagi syekh siti jenar kematian adalah hal sangat di impikan, karena kematian baginya adalah kebahagian yang hakiki yang akan mempertemukan dia dengan Allah SWT.
Wallahualam bishoab.
Sumber: idris nawawi
(mystys.wordpress.com)
Wallahualam bishoab.
Sumber: idris nawawi
(mystys.wordpress.com)