Seorang gadis kecil bertanya kepada ayahnya : “Ayah… bisakah ceritakan kepadaku tentang muslimah sejati”.
Si ayah pun menoleh sambil tersenyum manis ke arah anak kecilnya itu. “Anakku… Seorang muslimah yang sejati bukanlah dilihat dari kecantikan dan keayuan paras wajahnya semata-mata. Wajahnya hanyalah satu peranan yang teramat kecil saja. Tetapi, muslimah yang sejati dilihat dari kecantikan dan ketulusan hatinya yang tersembunyi. itulah yang terbaik”.
Allah tidak melihat tubuh kalian dan tidak pula bentuk kalian. Allah hanya melihat hati dan perbuatan kalian. (Hadis riwayat Muslim)
Si ayah terus melanjutkan…
“Muslimah sejati tidak dilihat dari bentuk tubuhnya yang mempersona, tetapi dilihat dari sejauh mana ia menutupi bentuk tubuhnya yang mempersona itu. Muslimah sejati bukanlah dilihat dari sebanyak apakah kebaikan yang diberikannya, tetapi dari keikhlasan ketika ia memberikan segala kebaikan itu. Muslimah sejati bukanlah dilihat dari seberapa merdu lantunan suaranya, tetapi dilihat dari apa yang ia bicarakan. Muslimah sejati bukan dilihat dari kepandaiannya berbicara, tetapi dilihat dari bagaimana cara ia berbicara untuk suatu kebenaran”.
“Lalu apa lagi ayah?” Sahut puteri kecil yang terus ingin tahu.
“Ketahuilah wahai anakku… Muslimah sejati bukan dilihat dari keberaniannya dalam berpakaian, tetapi dilihat dari sejauh mana ia berani mempertahankan kehormatannya dengan apa yang dipakainya. Muslimah sejati bukan dilihat dari kekhawatirannya digoda orang di tepi jalanan tetapi dilihat dari kekhawatiran dirinyalah yang mengundang orang lain jadi tergoda. Muslimah sejati bukanlah dilihat dari seberapa banyak dan besarnya ujian yang ia jalani tetapi dilihat dari sejauh mana ia menghadapi ujian itu dengan penuh rasa ridha dan kehambaan kepada Rabb-nya. Dan ia sentiasa bersyukur dengan segala karunia yang diberikan.”
"Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka Menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah Menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung."(An-Nuur 31)
“Dan ingatlah anakku… Muslimah sejati bukanlah dilihat dari cara kepandaiannya bergaul, tetapi dilihat dari sejauh mana ia mampu menjaga kehormatan dirinya dalam bergaul”.
“Sesungguhnya kepala yang ditusuk dengan besi itu lebih baik daripada menyentuh kaum yang bukan sejenis yang tidak halal baginya”. (Hadis Riwayat At-Tabrani dan Baihaqi)
Si anak kembali bertanya, “Siapakah yang memiliki kriteria seperti itu ayah…? Bolehkah aku menjadi sepertinya…? Bisakah dan pantaskah aku ayah…?
Si ayah memberikannya sebuah buku dan berkata, “Bacalah nak! Agar kau tahu. Insya Allah kamu juga bisa menjadi muslimah yang sejati dan wanita yang sholehah kelak. Bahkan, semua wanita ”.
Si anak pun segera mengambil buku tersebut lalu dibacalah sebaris kalimat berbunyi ISTERI RASULULLAH…
“Apabila seorang perempuan itu shalat lima waktu, puasa di bulan Ramadhan, menjaga kehormatannya dan mentaati suaminya, maka masuklah ia ke dalam syurga daripada pintu-pintu yang ia kehendakinya”. (Riwayat Al-Bazzar)
Wallahu a'lam bi showab
Semoga bermanfaat.