25 Mei 2012

Kita akan pergi

Kita akan pergi. Dan tidak di sini untuk selama-lamanya. Apakah bahagianya memiliki keabadian di dunia. Semua orang akan malas bekerja, semua orang tidak akan menikmati kesenangan, semua orang tidak ada yang berjuang, semuanya malas bernapas. Untuk apa semuanya? Jika pada akhirnya kita tidak akan mati. Pada akhirnya semuanya akan berputar kembali, sia-sia. Sungguh sia-sia yang namanya kehidupan, jika begitu adanya. Mengapa diberi nama kehidupan? Karena ada kematian. Mengapa orang harus hidup? Karena pada akhirnya orang akan mati.

Lalu, mengapakah orang harus takut akan kematian, jika kematian itu adalah hal yang pasti? Mengapakah orang perlu takut akan dunia orang mati, kalau ternyata mampu menjadikan dunia orang hidup menjadi baik? Menjadi baik jika orang menyadari saat hidup adalah sementara, dan dunia orang mati adalah tempat kita akan pergi.

Kita akan ke sana..., semuanya dan pasti ke sana. Apakah jaminan seseorang akan kaya? Apakah jaminan seseorang akan sukses? Apakah jaminan hidup akan berguna? Tidak ada.

Namun, perlukah orang menjamin untuk kematian, tidak ada juga. Namun, bukannya tidak ada, tidak perlu adalah kata-kata yang lebih tepat.

Karena mati itu pasti, karena yang telah mati tidak akan kembali ke dunia yang dipijak sekarang.

Orang mati akan dikenang oleh orang yang masih hidup. Tapi orang yang mati, siapa yang tau? Akankah mereka juga mengenang orang yang hidup? Akankah mereka mengenang perjumpaan dan juga perpisahan. Semua orang bertemu untuk berpisah. Semua orang punya kesempatan yang sama untuk bertemu berbagai macam jenis orang di dunia. Dan pada akhirnya tidak akan sama pada dunia orang mati.

Sadar bahwa hidup hanya sementara. Sadar bahwa hidup dan nasib setiap orang adalah sama. Orang kaya orang miskin, orang baik dan orang jahat. Semua dapat mati tiba-tiba. Nasib setiap orang sama. Ya, nasib setiap orang sama di dunia. Nasib setiap orang setelah kematian, siapa yang tau?
Percayakah kamu, kalau nasib kita setelah mati, dunia abadi setelah kematian bergantung dari nasib kita saat ini, saat kita berpijak di dunia yang sementara.

Dunia ini sementara, kawan. Hanya singkat saja. Jika terbangun di pagi hari, hal itu sebenarnya adalah suatu keluarbiasaan. Tidak ada hari yang biasa. Tidak ada hidup yang biasa. Yang ada hanyalah kesamaan dan kepastian bahwa dunia orang mati adalah dunia kita akan pergi. Itu baru biasa.

Hari ini luar biasa. Jadilah berbeda. Kerjakan dengan sekuat tenaga, apa yang datang di tangan. Jangan sia-siakan waktu, karena akan datang waktunya, dan akan indah jika kita rela untuk pergi dari dunia dan kenangannya, hanya jika kita telah berbuat baik.
Hiduplah dengan berbuat baik. Karena di dunia orang mati, tidak ada, tidak tahu, tidak pasti ada kebaikan untuk diperbuat bagi orang lain dan bagi kita.