My Info

.: SELAMAT DATANG :.

Terimakasih sudah berkunjung disini, Saya berharap semoga artikel di Blog ini bermanfaat dan dapat menambah wawasan bagi kita.

Catatan Pesan :

"Aku tidak pernah tahu hari akhir yang akan ditetapkan untukku, maka kujadikan hari-hariku seluruhnya layaknya hari terakhir, karena bisa saja dan pasti datangnya diantara hari-hariku nanti ada yang menjadi hari terakhir bagiku..."

Yan Sofyanz

    -

30 Agustus 2012

Semangkuk Bakmi

Ternyata semangkuk bakmi pun dapat mengajarkan kita tentang sebuah kehidupan.
Seperti ini ceritanya:

Pada sebuah malam...

Dewi bertengkar hebat dengan ibunya. Penuh amarah yang membuncah, akhirnya Dewi meninggalkan rumah tanpa membawa apapun. Dalam perjalanannya, ia baru menyadari sama sekali tdk membawa uang. 

Saat menyusuri sebuah jalan, ia melewati sebuah kedai dan mencium harumnya aroma masakan sang pedagang bakmi. Ia ingin sekali memesan semangkuk, tetapi tak sepeser uang pun di kantongnya.

Pemilik kedai melihat Dewi berdiri cukup lama di depan kedainya, lalu berkata "Nona, apakah engkau ingin memesan semangkuk bakmi?

" Ya, tetapi, aku tidak membawa uang," jawab Dewi dengan malu-malu

"Tidak apa-apa, aku akan mentraktirmu" jawab si pemilik kedai. "Silahkan duduk, aku akan memasakkan bakmi untukmu".

Tidak lama kemudian, pemilik kedai itu mengantarkan semangkuk bakmi. Dewi segera makan beberapa suap, kemudian air matanya mulai berlinang.. 

"Ada apa nona?" tanya si pemilik kedai.

"Tidak apa-apa. Aku hanya terharu," jawab Dewi sambil mengeringkan air matanya.

"Bahkan, seorang yang baru kukenal pun memberi aku semangkuk bakmi. Tetapi ibuku sendiri, setelah bertengkar denganku, mengusirku dari rumah dan mengatakan kepadaku agar jangan kembali lagi ke rumah," ucapan Dewi disertai sedu-sedan sambil meneruskan curahan hatinya, "Kau, seorang yang baru kukenal, tetapi begitu peduli denganku dibandingkan dengan ibu kandungku sendiri." 

Pemilik kedai setelah mendengar perkataan Dewi menarik nafas panjang...
"Nona mengapa kau berpikir seperti itu? Renungkanlah hal ini. Aku hanya memberimu semangkuk bakmi dan kau begitu terharu. Ibumu telah memasak bakmi dan nasi untukmu saat kau kecil sampai saat ini, mengapa kau tidak berterima kasih kepadanya? Dan, kau malah bertengkar dengannya."

Dewi, terhenyak mendengar hal tersebut. "Mengapa aku tdk berpikir tentang itu? Untuk semangkuk bakmi dari orang yang baru kukenal, aku begitu berterima kasih, tetapi kepada ibuku yg memasak untukku selama bertahun-tahun, aku bahkan tidak memperlihatkan kepedulianku kepadanya. Dan, hanya karena persoalan sepele, aku bertengkar dengannya.

Dewi, segera menghabiskan bakminya, lalu ia menguatkan dirinya untuk segera pulang ke rumahnya. Saat berjalan ke rumah, ia memikirkan kata-kata yg harus diucapkan kepada ibunya. 

Begitu sampai di ambang pintu rumah, ia melihat ibunya dengan wajah letih dan cemas. Ketika bertemu dengan Dewi, kalimat pertama yang keluar dari mulutnya adalah "Dewi kau sudah pulang, cepat masuklah nak, ibu telah menyiapkan makan malam dan makanlah dulu sebelum kau tidur. Makanan akan menjadi dingin kalau kau tidak memakannya sekarang". 

Pada saat itu Dewi tidak dapat menahan tangisnya. Ia langsung bersimpuh penuh air mata dihadapan ibunya.

Sekali waktu, kita mungkin akan sangat berterima kasih kepada orang lain di sekitar kita untuk suatu pertolongan kecil yang diberikan kepada kita. Tetapi kepada orang yang sangat dekat (keluarga) khususnya orang tua, kita semestinya berterima kasih hingga habis usia dilekang waktu.

Semoga bermanfaat.

Baca Artikel Menarik Lainnya di :: Sekedar Berbagi Rasa ::

Artikel Semangkuk Bakmi Dipublikasikan pada hari Kamis, Agustus 30, 2012. Semoga Tulisan ini dapat memberi manfaat dan menambah Wawasan Kita semua. Terimakasih telah berkunjung di Blog ini serta kesediaan Anda membaca artikel ini. Jazakumullahu khoiron.


Next Prev home
Alexa Rank
TopOfBlogs Text Backlink Exchanges My Ping in TotalPing.com Subscribe in Bloglines Add to The Free Dictionary