My Info

.: SELAMAT DATANG :.

Terimakasih sudah berkunjung disini, Saya berharap semoga artikel di Blog ini bermanfaat dan dapat menambah wawasan bagi kita.

Catatan Pesan :

"Aku tidak pernah tahu hari akhir yang akan ditetapkan untukku, maka kujadikan hari-hariku seluruhnya layaknya hari terakhir, karena bisa saja dan pasti datangnya diantara hari-hariku nanti ada yang menjadi hari terakhir bagiku..."

Yan Sofyanz

    -

05 Januari 2013

Ketika Kita Berusia 40 Tahun

Banyak diantara kita yang terperanjat bahwa ternyata saat ini kita telah memasuki usia 40 tahun, sebagian lagi ada yang berhitung target apa yang sudah diraih dan apa yang belum tercapai dalam hidupnya kemudian memikirkan langkah apa yang akan dilakukan selanjutnya tetapi tidak sedikit pula yang tidak menyadarinya karena sibuk dengan impian-impiannya atau tengah terbuai dalam manisnya kesuksesan.

Ketika memasuki usia 40 tahunan, manusia secara fisiologis mulai mengalami penurunan, tidak sekuat usia 30 atau 20 tahunan, uban mulai tumbuh, pantangan dan kelemahan mulai tampak. Di sisi lain fase kearifan hidup dimulai, kematangan pengalaman, baik buruk, jalur, rambu dan lapis-lapis kehidupan sudah begitu transparan bagi mata batinnya, fase fisik sudah dilalui dan bukan pula fase coba-coba.

Maka dapat dipahami jika Nabi Muhammad SAW menerima Wahyu pertama yang menandai dimulainya misi kenabiannya ketika beliau berusia 40 tahun. Allah pun secara khusus menyebut angka usia 40 tahun dalam sebuah ayat yang menjelaskan kewajiban seorang anak berbakti kepada ibu bapaknya 
“Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: “Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan agar aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai, berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.” (Qs 46 : Al Ahqaaf ayat 15).
Allah mengajarkan kepada manusia doa kesadaran akan peran masa lalu (ibu- bapak), kesadaran untuk mensyukuri begitu banyak nikmat yang telah Allah berikan termasuk kenikmatan yang telah diberikan melalui kasih sayang kedua orang tua kita.

Allah mengajarkan pula doa tentang masa kini (diri sendiri) yang berisi permohonan agar bisa lebih giat dan kuat untuk menjalani amal-amal shalih untuk mendapatkan ridha Allah.

Kemudian doa yang berisi pengharapan masa depan (untuk anak-cucu), doa yang dilandasi kesadaran akan tanggung jawab terhadap anak dan cucu yang juga akan menjalani kehidupan seperti yang dialaminya, kesadaran bahwa kelak anak dan cucu tidak mungkin selalu kita dampingi dan arahkan jejak langkahnya.

Inilah doa penuh permohonan, kesyukuran, dan pertobatan yang perlu dilantunkan secara khusyuk dan sepenuh jiwa oleh siapa pun yang punya kesadaran akan usia, posisi, peran, peluang serta hakikat kehidupannya.

Imam Al Ghazali pernah mengatakan “Barangsiapa yang telah melampui usia 40 tahun sedangkan kebaikannya tidak dapat mengalahkan kejahatannya, maka hendaklah dia mempersiapkan dirinya untuk masuk ke dalam neraka”.

Imam Syafi'i setelah mencapai umur 40 tahunan, berjalan dengan menggunakan sebatang tongkat kayu. Ketika ditanya sebabnya, ia berkata "Agar aku sentiasa ingat bahwa aku adalah seorang musafir yang sedang berjalan menuju akhirat."

Usia 40 tahun adalah saat dimana peran-peran besar sedang dimulai karena dalam keyakinan Islam kita, usia berapapun tak pernah boleh menjadikan seseorang merasa lebih lemah untuk melakukan kebaikan. Imam Ahmad dalam usia renta ditanya, ”Sampai kapan engkau akan menulis hadits?” Kemudian jawabnya, ”Sampai mati.”

Usia seseorang sepenuhnya menjadi rahasia Allah bahwa kematian bisa datang kapan saja dan di mana saja maka berhati-hatilah. Mari kita segera merubah diri menuju kebaikan, mumpung kita masih diberi WAKTU & KESEMPATAN untuk mengumpulkan cukup amal kebaikan sebagai bekal untuk bertemu dengan Allah di hari penghisaban nanti.

Semoga bermanfaat.

Baca Artikel Menarik Lainnya di :: Sekedar Berbagi Rasa ::

Artikel Ketika Kita Berusia 40 Tahun Dipublikasikan pada hari Sabtu, Januari 05, 2013. Semoga Tulisan ini dapat memberi manfaat dan menambah Wawasan Kita semua. Terimakasih telah berkunjung di Blog ini serta kesediaan Anda membaca artikel ini. Jazakumullahu khoiron.


Next Prev home
Alexa Rank
TopOfBlogs Text Backlink Exchanges My Ping in TotalPing.com Subscribe in Bloglines Add to The Free Dictionary